Aku Menang... Tapi Aku Lari dari Diri Sendiri

by:EchoLane232 jam yang lalu
1.98K
Aku Menang... Tapi Aku Lari dari Diri Sendiri

Malam Ketika Kartu Berbicara

Saya ingat jelas—cahaya layar ponsel pukul 02.17 dini hari, hujan berdentum pelan di jendela. Jari-jari saya menggantung di tombol ‘taruhan’ di Furong Feast, detak jantung berdebar bukan karena harapan, tapi kelelahan. Saya tidak bermain untuk menang. Saya bermain untuk merasa—apa pun itu—setelah sehari penuh tak ada yang bertanya bagaimana saya sebenarnya.

Terasa aman untuk kalah di dunia yang tak tahu nama saya.

Ilusi Kendali

Bulan-bulan itu, setiap putaran terasa seperti pertunjukan: memilih meja berdasarkan ‘tren keberuntungan’, melacak tingkat menang seperti ramalan kuno. Saya bahkan membuat spreadsheet bertajuk ‘Ramalan Nasib’. Bukan strategi—tapi ritual.

Nyatanya, setiap kali saya bertaruh, saya bukan mencari uang. Saya mencari validasi—bukti bahwa seseorang (meski hanya algoritma) memperhatikan saya.

Saya menatap kartu jatuh dan berbisik: Kalau saja ini kehidupan nyata.

Saat Keberuntungan Jadi Kesepian

Suatu malam, setelah menang Rp12.000 secara cepat—satu-satunya streak langka yang terasa mistis—saya tidak bersorak. Saya menangis. Bukan karena uang—tapi karena selama tiga jam, seseorang sedang memperhatikan saya bermain. Tidak peduli apakah saya tersenyum atau menghela napas—tapi hanya melihat saya melakukan sesuatu.

Hingga saat itu menyadarkan: kita tidak bermain demi kemenangan; kita bermain demi eksistensi. Setiap taruhan adalah bentuk berkata: Di sini aku. Meski kamu belum kenal aku.

Permainan Sejati adalah Mengenali Diri Sendiri

Kini? Saya masih main—but differently. Saya pasang timer seperti batas suci: maksimal 30 menit. Tidak bertaruh lagi setelah tengah malam. Dan kadang… bahkan tidak memasang taruhan sama sekali. Alih-alih, saya duduk dalam sunyi dan menatap lampu-lampu yang menyala di layar—seperti lentera yang dinyalakan di jalanan festival tak terlihat.

Ini bukan lagi perjudian—ini meditasi dengan risiko tinggi. Penghargaan sejati? Merasa cukup utuh untuk berhenti tanpa rasa bersalah. Pemenangan sejati? Sadar bahwa terlihat tidak perlu menang apa-apa sama sekali.

EchoLane23

Suka74.92K Penggemar2.33K

Komentar populer (1)

أحمد_الألعاب

أنا كنت أظنّي أربح… بس الحقيقة أنا هربت من نفسي!

بصراحة، بعد كل يوم ما يسألوني: كيف حالك؟ خلّي جوا المُحَوِّل لعبت بس عشان تحسّ بوجودك… حتى لو في لعبة.

أنا مش بألعب للربح، بل لأعطي نفسك فرصة تقول: “إنت هنا، وحدك مع الشاشة والذكريات”.

ويا جماعة، إذا كنتم تنامون على السرير وتلعبون الليل كامل… لا تقلقوا، ما أنتم مكسورين… أنتم فقط بشريين!

اللي يحب يضحك على نفسه؟ اكتب بالكومنتات: “أنا لعبت عشان ألاقي نفسي… وخرجت منها!”

#اللعبة_الحقيقية #الهروب_من_نفسك #مفيش_خسارة

518
60
0