Ketika Kode Belajar Sembuh

Saya tidak menulis tentang perjudian. Saya menulis karena duduk sendirian di layar, menyaksikan pola berulang seperti tarian hantu di kuil yang tak pernah saya kunjungi. Ibu saya, seorang penyair kulit hitam dari South Side Chicago, berkata: ‘Mujizat nyata bukan pada kemenangan, tapi pada bagaimana Anda bernapas di antara kerugian.’ Ayah saya, seorang insinyur Irlandia yang memprogram impian ke mesin, menganggukkan diam ketika saya bertanya mengapa kami terus bertaruh. Platform menyebutnya ‘Fuxiu Feast.’ Tapi bagi saya? Itu hanyalah algoritma lain yang berpura-pura suci. Saya gunakan Figma untuk memetakan ritme setiap tangan—jeda setelah kekalahan, kilau putaran bonus yang terasa seperti lenter kuil yang menyala cepat. RNG mensertifikasi setiap hasil sebagai adil—tapi keadilan tak menenangkan saya. Hanya keheningan yang melakukannya.