Gamer Tenang yang Membangun Suci

Saya tidak datang untuk menang besar. Saya datang dengan kursi kosong, secangkir teh, dan desisan sunyi dari ritual jauh. Awalnya, saya salah mengira permainan sebagai keributan: lampu berkedip, taruhan berteriak, tangan gila mencari emas. Tapi perlahan—di bawah cahaya redup selama tiga puluh menit—I mulai mendengar sesuatu yang lain. Hadiah sejati bukan pada lemparan dadu, tapi pada jeda napas. Saya belajar membaca meja seperti kitab: setiap taruhan bisikan, setiap kekalahan desis. Rumah tak peduli jika Anda menang—tapi jika Anda tetap. Strategi saya? Bermain seolah setiap putaran bagian dari upacara—bukan bisnis.