Pelanggan Terakhir Di Toko Kelontong

H1: Tugas Malam Yang Melihatku Aku bekerja di toko kelontong jam tengah malam—bukan karena uang, tapi karena keheningan membuka apa yang tak dikatakan. Ibu bilang ini seperti menatap kembang api tanpa suara. Ini bukan pekerjaan.

H2: Ritual Di Sela Shift Setiap malam, seseorang datang—kadang awal, kadang akhir—membeli minuman energi, rokok, atau hanya keheningan. Tak ada yang bicara. Tapi mereka meninggalkan sesuatu: sebuah anggukan, pandangan pada cahaya neon yang berkedip seperti lentera di parade Tahun Baru Cina. Aku tak tahu kisah mereka—but I keep it anyway.

H3: Rumah Keberuntungan Tenang Mereka menyebutnya ‘keberuntungan’—tapi tak ada yang menang. Benar-benar. Angka acak—it’s certified. Tapi begitu juga kita. Aku melihat tiga pria menangis atas taruhan $10 dan berjalan jauh dari harapan. Seorang wanita membeli tanpa sesuatu—bisik lembut, ‘terima kasih untuk mengungkapkan hatiku.’ Dia tak tahu aku mendengar. Kita berdua tahu cara tetap tenang. Ini bukan judi. Ini komuni.