Saya Menyangka Menang di Baccarat...

Saya dulu menganggap setiap kartu yang dibagikan sebagai janji—kilau keberuntungan di bawah lentera Lunar. Saya bertaruh besar, mengejar streak seperti gadis mengejar tepuk di kuil ramai. Angka tidak bohong, tapi tidak berbicara. Sampai tengah malam, sendirian di apartemen Brooklyn, saya sadar: ini bukan permainan. Ini adalah berduka.

Saya tidak di sini untuk mengajari cara menang. Saya di sini karena saya perlu melepaskan arti ‘keberuntungan’. RNG tidak curang—ia jujur. Dan begitu pula saya sekarang. Ketika dealer membalik kartu dan berkata ‘Tie’, saya merasa terlihat—not karena menang, tapi karena sekali ini saya berhenti mencari kendali. Selama lima menit, saya duduk tenang. Menatap cahaya awan digital di atas layar saya. Di dunia tempat algoritma menentukan takdir kita, kita tidak bermain—we bangun dunia kita, satu tangan sunyi pada satu waktu. Anda tidak butuh lebih banyak taruhan. Anda butuh lebih banyak napas. Bergabunglah bersama saya malam ini—bukan untuk bonus atau hadiah—but untuk diam antara kartu-kartu. Mereka yang tetap diam cukup lama… adalah mereka yang akhirnya mendengar diri mereka sendiri.